MAKALAH
CERAHKAN HATI DENGAN SALING MENASIHATI
Nama Kelompok :
1. Hendrata Amansyah
2. Ipnu Darussalam
3. Iqbal Maulana
4. Kris Ardiansyah
Kelas : XII TKR 3
SMK PGRI 1 TAMAN
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada era saat ini saling menasehati kepada sesama manusia seakan telah terhapus oleh pergerakan zaman yang kian menghanguskan attitude anak-anak muda sekarang. Padahal dalam Al-qur’an telah disebutkan perintah untuk saling menasehati dalam kebaikan dalam surah Al-‘Ashr/103 ayat 1-3. Perintah tersebuut menjelaskan kewajiban kita sebagai umat manusia untuk berbuat baik dan saling menasehati dalam kebaikan. Namun, kenyataan yang kita jumpai saat ini yang terjadi adalah bukan saling menasehati tetapi saling melupakan.
Menyadari betapa pentingnya kultur saling menasehati dalam kehidupan sehari-hari sebagai masyarakat Indonesia dan sebagai penyempurna akhlak kita sebagai umat muslim, makalah ini bertujuan untuk membagun kembali kultur atau budaya yang kian merosot karena dampak globalisasi yang mengakibatkan tingginya tingkat individualisme. Di dalam Al-Qur’an QS. Lukman/31 : 13-14 bersyukur kepada Allah dan bersyukur kepada kdua orang tua. Syukur kepada Allah berarti taqwa, taat kepada pimpinan sekalipun dipimpin seorang hamba yang rendah berkulit hitam dan berpegang teguh kepada Sunah nabi dan Sunah para sahabat Khulafaur Rasyidin. Sedang bersyukur kepada kedua orang tua adalah hormat dan patuh mereka.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu kita untuk menyempurnakan sikap kita sebagai makhluk ciptaan Alloh yang sempurna.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dirumuskan masalah sebagai berikut:
1) Apa makna dari saling menasehati?
2) Bagaimana cara kita agar menjadi manusia yang peduli?
C. Manfaat
1) Setelah menbaca makalah ini, semoga pembaca dapat mengambil manfaatnya
2) Semoga pembaca dapat memberikan kritik dan saran untuk menunjang penulisan makalah berikutnya dimasa yang akan datang
BAB 2
ISI
A. Makna Saling Menasehati dan Berbuat Ihsan
Nasihat berasal dari bahas Arab, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia nasihat diartikan secara sederhana mauizah yaitu; ajaran atau pelajaran yangbaik; atau diartikan anjuran (petunjuk, peringatan, teguran) yang baik, kehendak baik. Saling menasihati berarti saling menganjurkan kebaikan, saling menghendaki kebaikan, dan saling mengingatkan. Dalam al-Qur’an tidak didapati kata nasihat kecuali akar kata seperti kata nashahû نَصَحُوا yang berarti ikhlas nasihat kepada Allah dalam QS. Al-Taubah/9: 91 dan kata Nâshihunberarti penasehat.
dalam QS. Al-A’raf/7: 68.
Kata “nasihat” banyak disebutkan dalam beberapa Hadis di antaranya Hadis yang diriwayatkan oleh Muslim dari Tamim al-Dariy, Rasulullah saw bersabda:
الدِّينُ النَّصِيحَةُ قُلْنَا لِمَنْ قَالَ لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وَلِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ (صحيح مسلم)
Agama itu nasihat, kami bertanya: Untuk siapa ? Beliau menjawab untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, para pimpinan kaum msulimin dan umumnya kaum msulimin. (HR. Muslim)
Mayoritas isi kandungan agama adalah nasihat. Ada beberapa pengertian nasihat yang berbeda bergantuk konteks kepada siapa nasihat itu diberika. Al-Khathabiy dan ulama lain memberikan arti nasihat sebagaimana yang dikutib oleh al-Nawawi pada sayarah Muslim sebagai berikut:
1. Nasihat untuk Allah diartikan beriman kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya, mematuhi segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.
2. Nasihat bagi kitab Allah, maknanya beriman keagungan kalam Allah al-Qur’an, membaca, memahami dan mengamalkannya
3. Nasihat kepada Rasul-Nya, maknanya mengimani kebenarannya, patuh segala yang datang dari padanya dan menghidupkan Sunah-sunahnya
4. Nasihat terhadap para pimpinan umat Islam, artinya membantu mereka dalam melaksanakan kebenaran, taat segala perintahnya dan memberikan masukan saran secara sopan jika mereka menyimpang.
5. Nasihat kepada kaum muslimin semuanya, artinya memberikan petunjuk dan bimbingan kepada mereka untuk kemaslahatan dunia dan akhirat serta mencegah gangguan mereka
6. Kata Nasihat sinonim mauizhah sebagaimana yang disebutkan akar kata pada QS. Lukman/31 : 13 mauizhanya Lukman terhadap anaknya.
a. Sedangkan Ihsan secara sederhana diartikan berbuat baik. Berbuat baik adakalanya dalam ibadah dan adakalanya bermuamalah dengan sesame manusia. Ihsan dalam ibadah sebagaimana Hadis Rasulillah ketika ditanya oleh Jibril:
قَالَ فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِحْسَاِن قَالَ : أَنْ تَعْبُدَ اللهِ كَأَنــَّـكَ تَرَاهُ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ …(رواه مسلم)
Kemudian dia berkata lagi, “Beritakan padaku tentang Ihsan”. Lalu Rasul bersabda: “Kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, dan jika kamu tidak dapat melihat-Nya maka sesungguhnya Allah melihat kamu”…(HR. Muslim)
Ihsan dalam ibadah berarti membaguskan ibadah, yaitu menyembah Allah seolah melihat-Nya atau kalau tidak bisa sesungguhnya Allah melihat kita. Maknanya usahakan ibadahnya dibuat yang paling bagus dengan menjaga adab dan tata kramanya baik lahir maupun batin, terutama, keikhlasan, kekhusyu’an dan ke khudhu’annya. Sedangkan ihsan berbuat baik dalam bermuamalah dengan sesama saudara dengan shilatur rahim, membantu kerepotan dan kekurangannya.
B. Ayat al-Qur’an dan Hadis Nabi Tentang Saling Nasehat dan Ihsan
Firman Allah dalam QS. Lukman/31 : 13-14 tentang nasihat
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ (13) وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ (14)
Kosa kata:
يَعِظُهُ = memberi nasihat akan dia , memberi mau’izhah kepadanya
لَظُلْمٌ = sungguh kegelapan, penganiayaan
وَفِصَالُهُ = bersapih dari susuan
Terjemahan:
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya:"Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (QS. 31:13)
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibubapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS. 31:14)
Firman Allah QS. al-Baqarah/2: 83 tentang berbuat ihsan. Namun di sini paparkan QS. al-Nisa/4 : 36 mengingat QS. al-Baqarah/2: 83 sudah dibahas pada bab sebelumnya KD 3.5. materi kelas 3 SMP tentang tata kraman dan sopan santun. Pada bab ini diganti dengan ayat yang senada atau hamper sama kandungannya.
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا
Kosa Kata:
إِحْسَانًا = berbuat baik
وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى = tetangga dekat
وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ = tetangga yang jauh
Terjemahan:
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang tua ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.(QS.2:
Hadis tentang memberi mau’izhah adalah sebagaimana Hadits berikut:
عَنْ الْعِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَةَ قَالَ وَعَظَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا بَعْدَ صَلَاةِ الْغَدَاةِ مَوْعِظَةً بَلِيغَةً ذَرَفَتْ مِنْهَا الْعُيُونُ وَوَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوبُ فَقَالَ رَجُلٌ إِنَّ هَذِهِ مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ فَمَاذَا تَعْهَدُ إِلَيْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدٌ حَبَشِيٌّ فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ يَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّهَا ضَلَالَةٌ فَمَنْ أَدْرَكَ ذَلِكَ مِنْكُمْ فَعَلَيْهِ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ ُ (أخرجه الترمذي)
Dari `Irbadh bin sariyah berkata : Rasulullah saw pernah memberikan mauizhah kepada kita pada suatu hari setelah shalat shubuh dengan nasihat yang mengharukan sehingga meneteskan air mata dan membuat hati menjadi takut. Maka ada seorang laki-laki bertanya : “Apakah ini mauizhah terakhir apa yang engkau sampaikan kepada kita Ya Rasulullah ?” Beliau bersabda : Aku wasiatkan kepada kalian hendaklah taqwa kepada Allah, mendengar dan taat kepada pimpinan sekalipun ia seorang hamba Habsyi (berkulit hitam). Sesungguhnya siapa di antara kalian yang hidup nanti akan melihat banyak perpecahan dan perbedaan, jauhilah hal-hal yang baru sesungguhnya ia adalah sesat. Barang siapa di antara kalian yang mendapatinya maka ikutilah sunnahku dan sunnah khulafaur-Rasyidin yang mendapat petunjuk, gigitlah dengan gigi gerahammu. (HR. al-Turmudzi, Hadis Hasan Shahih)
C. Nasihat Bersyukur Kepada Allah,
Sebagaimana dijelaskan pada QS. Lukman/31 : 13-14 tentang nasehat Lukman al-Hakim kepada anaknya. Lukman al-Hakim adalah seorang ahli hikmah bukan seorang Nabi yang diberi wahyu.Al-Hikmah artinya paham agama diberi akal yang kritis dan selalu benar. Isi nasihat agar anak kesayangannya beryukur kepada Allah tidak meyekutukan-Nya (tidak syirik) dengan sesuatu karena susungguhnya syirik itu suatu penganiayaan yang agung. Nasihat syukur kepada anak Lukman sebagaimana perintah Allah kepada Lukman agar bersyukur kepada-Nya atas segala nikmat yang telah diberikannya. Perintah syukur dengan tegas disebutkan pada ayat sebelumnya yakni QS. Lukman/31 : 12.
وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيد
Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu:"Bersyukurlah kepada Allah.Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". (QS. 31:12)
Perintah bersyukur kepada Allah juga diulangi dan diperkuat pada ayat 14 Surat Lukman أَنِ اشْكُرْ لِي hendaklah engkau bersyukur kepada-Ku. Bersyukur kepada Allah berarti taat dan taqwa kepadanya, sebagaimana mau’izhah Nabi kepada para sahabat dengan suatu mau’izhah yang meneteskan air mata dan menggetarkan hati agar para sahabat taqwa kepada Allah swt. Rasul bersaabda:أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ Aku wasiatkan kepada kalian agar takwa kepada Allah.
Isi mau’izhah yang diberikan Nabi Muhammd pada Hadis di atas realisasi syukur kepada Allah yaitu taqwa, taat kepada pimpinan sekalipun dipimpin seorang hamba yang rendah berkulit hitam dan berpegang teguh kepada Sunah nabi dan Sunah para sahabat Khulafaur Rasyidin.
D. Nasihat Berterima Kasih Kepada Kedua Orang Tua
Redaksi ayat di atas menunjukkan betapa agung dan tingginya bersyukur kepada kedua orang tua yang dijatuhkan setelah perintah menyembah kepada Allah. Orang tua adalah manusia pertama dan utama di antara sekian banyak manusia yang lebih berhak manerima kebaikan dari anak-anaknya. Karena sebab adanya orang tua inilah anak menjadi ada. Andaikata tidak ada orang tua, anak tidak mungkin wujud di bumi ini. Dari orang tua inilah anak lahir, karena kasih sayang orang tua inilah anak bisa hidup dengan sempurna, dengan perhatian orang tua inilah anak menjadi dewasa bahkan dengan kesungguhan orang tua inilah anak menjadi orang yang pandai dan berkat do’a orang tua inilah anak menjadi orang sukses.
Karena besar jasa orang tua inilah mulai mengandung yang sangat berat dan menyusui selama 2 tahun. Anak diperintah bersyukur, hormat da patuh kepada kedua orang tua setelah bersyukur kepada Allah. Firman Allah QS. Lukman/31 : 13-14
أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
Hendaklah kamu bersyukur kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu dan kepada-Kulah tempat kembali
Anak sekalipun menjadi pejabat teratas tetap harus hormat kepada orang tua. Anak sekalipun menjadi orang pandai dan lebih pandai dari pada orang tuanya tetap harus taat kepada orang tua. Orang tua ibarat seperti al-Qur’an sekalipun sudah rusak tetap harus dihormati tidak boleh dihina, diremehkan dan diinjak-injak apalagi al-Qur’an yang masih bagus.
E. Berbuat Ihsan Kepada Allah
Perintah berbuat Ihsan (berbuat baik) secara seimbang, yakni berbuat ihsan kepada Allah dan berbuat Ihsan kepada manusia sebagaimana Allah firmankan pada QS. al-Nisa/4 : 36
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
Dan sembahlah Allah jangan kamu sekutukan Dia dengan sesuatu dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua. Ibadah kebada Allah berarti:
عبادة اللّه هى الخضوع له وتمكين هيبته وعظمته من النفس ، والخشوع لسلطانه فى السر والجهر
Ibadah kepada Allah adalah tunduk (khudhu’) kepada-Nya dan menghayati dalam jiwa akan kehaibatan da keagungan-Nya serta khusyu’ terhadap kerajaan-Nya baik dalam sembunyi maupun terbuka.[4]
Pengertian ibadah di atas sudah memasukkan makna ihsan kepada Allah yakni beribadah secara khudhu’ dan khusyu’. Perintah menyembah kepada Allah, artinya taat segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya dengan rasa rendah hati, dan rendah diri disertai rasa cinta dan agung. Ihsan dalam beribadah maknanya sebagaimana penjelasan di atas menyembah kepada Allah dengan sebaik-baiknya dengan menjalankan wajib dan sunah-sunahnya bahkan adab-adabnya, menjauhi yang membatalkan, yang haram dan yang makruh. Ihsan dalam ibadah adalah melaksanakan ibadah dengan sebaik-baiknya yakni dengan khusyu’ dan khudhu’. Ibadah yang baik adalah ibadah yang dikerjakan seolah-olah melihat Allah atau Allah meliht engkau.
F. Berbuat Ihsan Kepada Sesama Manusia
Berbaut Ihsan atau berbuat baik dengan sesama manusia setelah berbuat baik dengan Allah swt. Berbuat ihsan sesuai dengan urutan dalam al-Qur’an mesti orang tua terlebih dahulu kemudian yang terdekat dan yang terdekat.Urutannya sesuai dengan urutan al-Qur’an yaitu:
1. Kedua orang tua, dialah yang melahirkan dan membesarkan menjadi manusia yang sempurna.
2. Kerabat, orang yang dekat hubungan keturunan seperti anak, cucu, saudara kandung, paman, bibik dan seterusnya. Mereka lebih berhak menerima ihsan (kebikan) dari saudaranya, karena mereka orang yang terdekat kepada orang tua.Berbuat Ihsan kepda kerabat setelah berbuat ihsan kepada kedua orang tua dan setelah berbuat ihsan kepada Allah swt.
Al-Maraghiy mengatakan, jika seseorang telah melakukan ihsan kepada Allah, maka lulurs imannya dan baik amalnya. Jika seseorang telah melaksanakan hak-haka orang tua dengan baik, maka menjadi baik pula rumah tangganya dan kemuarganya. Dan jika penghuni rumah itu saling berbuat baik kepada kerabtnya, maka rumah tangga itu memiliki potensi yang besar untuk membentuk persatuan umat.
3. Yatim, seorang anak yang ditinggal wafat bapaknya. Bapak yang menjadi harapan masa depannya telah tiada, sementara sang ibu tidak semampu bapak untuk mencukupi dan memenuhi kehidupan sang anak, terutama dalam pendidika masa depan si anak. Tanggung jawab ihsan dipikulkan kepada seluruh umat Islam yang ada kamampuan. Dalam ayat ini kedudukan yatim disandingkan dengan kerabatlum kerabat da yakni setelah kerabat dan sebelum miskin, seolah yatim dijadikan bagian kerabat kaum muslimin.
4. Miskin, orang yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan tidak mampu mencukupi kebutuhan keluarganya. Miskin perlu mendapat ihsan dari kaum muslimin agar kondisi masyarakat mendapat ketenangan dan tidak timbul pencurian atau kejahatan. Miskin ada dua macam; miskin yang uzur karena kelemahannya tidak mampu berusaha perlu mendapaat ihsan. Kedua miskin yang tidak uzur orang yang miskin karena hidup berpoya-poya, bentuk ini perlu mendapat nasihat dan petunjuk mencari pekerjaan.
5. Tetangga dekat, sebagian ahli Tafsir ada yang mengartikan tetangga yang masih ada hubungan kerabat atau tetangga yang dekat rumahnya sebagian pendapat sorang muslim
6. Tetangga jauh, tetangga yang jauh rumahnya tetpi masih dinamai tetangga atau diartikan perantau) singkatnya tetangga baik dekat maupun jauh. Sebagian pendapat tetangga jauh adalam non muslim seperti Yahudi dan Nashrani. Sebagian pendapat mengatakan tetangga adalah 40 rumah di berbagai arah, atau mereka yang mendengar adzan.
7. Teman sejawat, teman sepekerja, teman musafir, teman, murid, dan istri
8. Budak, seorang berstatus budak
G. Rangkuman
Makna nasehat beragam intinya anjuran (petunjuk, peringatan, teguran) yang baik, kehendak baik. Saling menasihati berarti saling menganjurkan kebaikan, saling menghendaki kebaikan, dan saling mengingatkan. Kata “nasihat” banyak disebutkan dalam beberapa Hadis di antaranya Hadis yang diriwayatkan oleh Muslim bahwa agama itu nasihat. Sedangkan Ihsan secara sederhana diartikan berbuat baik. Berbuat baik adakalanya dalam ibadah dan adakalanya bermuamalah dengan sesama manusia.
Isi kandungan QS. Lukman/31 : 13-14 bersyukur kepada Allah dan bersyukur kepada kdua orang tua. Syukur kepada Allah berarti taqwa, taat kepada pimpinan sekalipun dipimpin seorang hamba yang rendah berkulit hitam dan berpegang teguh kepada Sunah nabi dan Sunah para sahabat Khulafaur Rasyidin. Sedang bersyukur kepada kedua orang tua adalah hormat da patuh mereka. Isi kandungan QS. al-Nisa/4 : 36 Perintah berbuat Ihsan (berbuat baik) secara seimbang, yakni berbuat ihsan kepada Allah dan berbuat Ihsan kepada manusia;dua orang tua ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Bentuk bererbuat Ihsan dengan sesama manusia dalam berbagai bentuk,ucapan, perbuatan dan sikap, secara moral maupun material dan social yang disebut dengan silaturahim.
BAB 3
PENUTUP
Demikianlah makalah ini kami buat dengan sebaik-baiknya, namun kami juga manusia yang mempunyai banyak salah. Mohon maaf bila dalam penyusunan masih terlalu banyak kekurangan dan kesalahan. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk menunjang criteria pembuatan karya tulis kami selanjutnya. Sekian dan trimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
http://anisulyaaff.blogspot.com/2017/08/makalah-pai-saling-menasehati.html
No comments:
Post a Comment